Daily Archives: Oktober 14, 2011

SEJARAH SENI LUKIS INDONESIA

Standar

Seni lukis modern Indonesia dimulai dengan masuknya penjajahan Belanda di Indonesia. Kecenderungan seni rupa Eropa Barat pada zaman itu ke aliran romantisme membuat banyak pelukis Indonesia ikut mengembangkan aliran ini.

Raden Saleh Syarif Bustaman adalah salah seorang asisten yang cukup beruntung bisa mempelajari melukis gaya Eropa yang dipraktekkan pelukis Belanda. Raden Saleh kemudian melanjutkan belajar melukis ke Belanda, sehingga berhasil menjadi seorang pelukis Indonesia yang disegani dan menjadi pelukis istana di beberapa negera Eropa. Namun seni lukis Indonesia tidak melalui perkembangan yang sama seperti zaman renaisans Eropa, sehingga perkembangannya pun tidak melalui tahapan yang sama. Era revolusi di Indonesia membuat banyak pelukis Indonesia beralih dari tema-tema romantisme menjadi cenderung ke arah “kerakyatan”. Objek yang berhubungan dengan keindahan alam Indonesia dianggap sebagai tema yang mengkhianati bangsa, sebab dianggap menjilat kepada kaum kapitalis yang menjadi musuh ideologi komunisme yang populer pada masa itu. Selain itu, alat lukis seperti cat dan kanvas yang semakin sulit didapat membuat lukisan Indonesia cenderung ke bentuk-bentuk yang lebih sederhana, sehingga melahirkan abstraksi. Read the rest of this entry

DAFTAR NAMA SENIMAN TARI PONOROGO

Standar

Agung Subroto. Ponorogo, 22 – 10 – 1981. Alamat: Jl. Ki Ageng Mirah No 8 A Ponorogo, Telp ( 0352 ) 487599, Hp 085229823972, Pendidikan: ISI Surakarta, Pengalaman berkesenian: Pelaku seni SEA GAMES X, PON XI, Pelaku seni Festival Reog Nasional 1995-2006

Bambang Wibisono, S.Sn. Ttl: Blitar, 04 Mei 1965. PNS, Kasi Kesenian Dinas Parsenibud Kab. Ponorogo, Alamat Kantor: Jl. Pramuka No. 14 A Ponorogo Telp: (0352) 486 012, Alamat rumah: Jl. Sekar Delima No. 22 A Ponorogo. Pendidikan: STKW (1993), Pengalaman berkesenian: penari dan penata tari dalam beberapa even festival daerah, penata tari pada event festival seni daerah, Sebagai penari dalam duta seni ke Hongkong, Belanda, Spanyol, Malaysia, Perancis, Taiwan.

Edy Susanto. Ttl: Ponorogo,11 – 03 – 1989, Alamat: Semanding, Kauman Ponorogo. Pendidikan: Sekolah Menengah Atas, Pengalaman berkesenian: Mengikuti festival Reog di Jembrana Bali

Endang Yuniastuti, Ttl: Ponorogo, 09 – 06 – 1960. Alamat: Jl. Sulawesi No 58 Ponorogo, Telp: ( 0352 ) 482530, Pendidikan: Perguruan Tinggi D II PGSD tamat tahun 1996, Pengalaman berkesenian: Penggarapan karya tari tahun 1990 Tingkat Propinsi di Malang, Penggarapan karya tari tahun 2005 Tingkat Propinsi di Madiun, Penggarapan Tari Reog, Penggarapan Panembromo tahun 1998 di Surabaya

Gatot Eko Triono S Pd. Ttl: Ponorogo, 21 – 08 – 1968. Alamat rumah: Jl. Diponegoro 08 Kauman Somoroto Ponorogo. Telp Hp 081 335616077, Pendidikan: IKIP Surabaya Jurusan Tari (tamat tahun 1993), Pengalaman berkesenian: Penari, Penata Tari dan Pembina Kesenian Reog

Heru Subeno. Ttl: Madiun, 23 – 10 – 1958. Alamat: Jl. Sekar Putih No 28 Ponorogo. Telp ( 0352 ) 485317. Pendidikan: STKW Surabaya tamat tahun 1984. Pengalaman berkesenian : Penata tari Reog Masal PRJ (1988), Penata tari Girang Girang (1991), Penata tari Edrek (1994), Sutradara sendratari Terjadinya Reog di taman Candra wilwatikta (1998), Asisten sutradara film Suromenggolo TVRI Nasional (2004), Duta seni reog ke Jepang (1997), Duta seni Reog ke New Zealand (2003), Duta seni Reog ke Taiwan (2005).

Ida Sakura Haryuningsih. Ttl: Ponorogo, 16 – 06 – 1973, Alamat: Jl. Sampung 103 Kauman Somoroto, Telp 0352.751772, Hp 081 335145372, Pendidikan: SMKI Surakarta tamat tahun 1992. Pengalaman berkesenian: Juara I lomba nyanyi Hut PRSSNI wilayah III Jombang

Iswahyudi. Ttl : Ponorogo, 26 – 06 – 1979, Alamat: Ds Pandak Kec. Balong Ponorogo. Telp Hp 085649800756. Pendidikan terakhir: Universitas Terbuka. Pengalaman berkesenian: Mengikuti festival Reog mulai tahun 1994 sampai sekarang, Mengikuti pelatihan pelatih Reog tahun 1997 sampai sekarang, Mengikuti pementasan Reog di berbagai kota di Indonesia, Anggota grup Reog Singo Mudo Pondak, Anggota grup Campur Sari Langon Asmara Pondak

Jarumi, S Pd. Ttl: Ponorogo, 08 Desember 1970. Alamat: Jl. Basuki Rahmat I / 13 B Ponorogo. Telp ( 0352 ) 487471, Hp 081 556466133, Pendidikan: IKIP Negeri Surabaya tamat tahun 1993. Pengalaman berkesenian: Pembina / pelatih Sanggar tari Langen Roso Tunggal, Diklat kesenian (1998, 1999) Propinsi Bengkulu, 2003 Propinsi Jawa Timur, Festival Reog 1997-2006, PORSENI 2002 / 2004 (5 penyaji terbaik)

Jemingan. Ttl: Ponorogo,05 – 09 – 1970, Alamat: Ds Golan, Sukorejo Ponorogo. Telp Hp 085235422853. Pendidikan: Sekolah Menengah Atas di Badegan tamat tahun 1989. Pengalaman berkesenian: Menyelami Reog, Menyelami seni karawitan. Pentas reog di Surabaya, Malang, Pacitan, Ponorogo dan Surakarta

Kadiyan. Ttl: Jetis Ponorogo 30 – 06 – 1944, Alamat: Jetis Kecaman Ponorogo. Pendidikan: Sekolah Dasar. Pengalaman berkesenian: Pelaku seni dan Pembina Kesenian Reog

Kensriana. Ttl: Ponorogo, 18 – 09 – 1958, Alamat: PERUMDA Blok M / 43 Kec. Ponorogo. Telp (0352) 462441, Pendidikan: S1 UNDAR tamat tahun 2006, Pengalaman berkesenian: Tari dolanan untuk tingkat Propinsi 1990 di Malang, Panembromo untuk tingkat Propinsi 1998 di Surabaya, Penata tari Reog Mini Kec. Ponorogo Read the rest of this entry

TARI KONTEMPOLER

Standar

Seni tari kontemporer Indonesia meminjam banyak pengaruh dari luar, seperti tari ballet dan tari modern barat. Pada tahun 1954, dua seniman dar Yogyakarta — Bagong Kusudiarjo dan Wisnuwardhana — merantau ke Amerika Serikat untuk belajar ballet dan tari modern dengan berbagai sanggar tari disana. Ketika kembali ke Indonesia pada tahun 1959 mereka membawa budaya berkesenian baru, yang pada akhirnya mengubah arah, wajah dan pergerakan dan koreografi baru, mereka memperkenalkan gagasan seni tari sebagai ekspresi pribadi sang seniman ke dalam seni tari Indonesia.[3] Gagasan seni tari sebagai media ekspresi pribadi seniman telah membangkitkan seni tari Indonesia, dari yang semula selalu berlatar tradisi menjadi ekspresi seni, melalui paparan sang seniman terhadap berbagai latar belakang seni dan budaya yang lebih luas dan kaya.  Read the rest of this entry

TARI SUKU PEDALAMAN

Standar

Sebelum bersentuhan dengan pengaruh asing, suku bangsa di kepulauan Indonesia sudah mengembangkan seni tarinya tersendiri, hal ini tampak pada berbagai suku bangsa yang bertahan dari pengaruh luar dan memilih hidup sederhana di pedalaman, misalnya di Sumatra (Suku Batak, Nias, Mentawai), di Kalimantan (Dayak, Punan, Iban), di Jawa (Badui), Sulawesi (Toraja, Minahasa), Kepulauan Maluku dan Papua (Dani, Asmat, Amungme). Read the rest of this entry