Monthly Archives: Oktober 2011

Desi

Standar

Nama aku Randi 19 tahun, aku dua bersaudara, aku anak kedua dimana kakakku perempuan berusia 5 tahun lebih tua dariku. Aku ngin menceritakan kejadian yang menimpa kehidupan seks aku 3 tahun yang lalu. Pada waktu itu aku berumur 16 tahun masih 1 smu, sedangkan kakak aku berusia 22 tahun dan sudah kuliah. Kakakku orangnya memakai jilbab. Meskipun kakakku memakai jilbab dia sangat sexy, orang bilang mukanya sexy banget, demikian pula postur tubuhnya, tinggi 160 cm, kulit putih dan bra aku kira 36-an, tapi yang paling menyolok dari dia adalah pantatnya yang bulat besar dan bahenol, ini dapat aku nilai karena aku sering mengintip dia waktu dia sedang mandi atau sedang ganti pakaian. Jika berjalan ke mal ataupun kemanapun dia pergi, dia selalu pakai baju yang agak ketat meskipun dia memakai jilbab, orang selalu memandang goyangan pinggul dan pantatnya. Sampai-sampai aku sebagai adik kandungnyapun sangat menyukai pantat dan pinggul kakakku itu. Meskipun kakakku memakai jilbab, kebetulan kakakku menyukai baju-baju model agak ketat dan celana agak ketat pula sehingga agak mencetak kemontokan dan keindahan tubuhnya. Apalagi jika dirumah, meskipun dia selalu memakai jilbab atau kerudung, dia selalu memakai baju tidur yang panjang tapi agak tipis sehingga agak terlihat belahan pantat dan celana dalamnya. Read the rest of this entry

Nonik dan tukangny

Standar

Semasa masa-masa akhir kuliah, gw dah berpikir untuk buka usaha sendiri. Banyak hal yang ingin gw lakukan. Akhirnya, atas bantuan dari ortu, gw membuka usaha air minum galon. Tempatnya di salah satu rumah ortu yang tidak ditinggali. Setelah direnovasi, lalu sedikit interior design, maka siaplah untuk memulai bisnis. Awal-awalnya memang sedikit sulit, tetapi lama-kelamaan usaha gw semakin berkembang. Posisi gw sebagai kasir dan penerima telp, sedangkan pegawaiku bertugas mengirimkan galon ke pelanggan. Kalau pas ada kuliah, kupercayakan pada seorang pegawaiku yang udah ikut gw sejak awal. Toh selama ini tidak ada masalah. Ditempat gw, sering banget para pegawai pengirim galon itu keluar masuk. Berganti-ganti orang. Untung ada si Faizal, pegawai yang gw percaya dan udah ikut gw dari awal. Umurnya masih muda, jebolan STM. Dia udah jadi kayak mandor dan wakil gw gitu. Ngatur jadwal pengiriman dan menyimpan uang. Karena sama-sama masih muda, pembicaraan kami ini klop gitu. Kami sering membagi cerita kalo pas tidak ada kiriman. Semacam curhat-curhatan gitu. Read the rest of this entry

Cewek kampus

Standar

Di kampusku ada seorang cewek cakep yang selalu jadi perbincangan di antara teman-teman cowokku, Lia namanya. Sebenarnya dia tidak terlalu cakep banget, tetapi bodynya…., wow…., sungguh ideal, seksi dan sialnya dia tahu kelebihannya tersebut. Lia sering (atau mungkin suka) berpakaian ketat, sehingga memancarkan daya tariknya itu. Tak heran jika banyak cowok yang mencoba mendekatinya dan mengajaknya berkencan, apalagi dia orangnya juga supel, tapi selama ini belum pernah ada yang berhasil. Saya sebagai lelaki normal, sering juga menggodanya, tapi belum pernah mengajaknya kencan, kecuali hanya sebagai teman bercanda. Padahal kata teman-temanku, dia suka menanyakan bahkan mengirim salam kepada saya jika saya kebetulan tidak berada di kampus. Waktu terus berjalan, dan di antara teman-teman, yang bisa dekat dengannya hanya saya. Saya sendiri tidak tahu mengapa. Tapi jika dirunut, sebenarnya justru dialah yang selalu mencoba dekat denganku. Bukannya saya ge-er. Pernah saya mencoba bertanya kepadanya tentang hal ini, jawabnya adalah karena saya ini orangnya sedikit cuek dan enak untuk diajak bertukar pendapat. Read the rest of this entry

ne buat temenku yg riquez

Standar

sebut saja aku donnie (nama samaran), ini adalah kisah nyata walau tak sedetail aslinya. ini adalah impian yang jadi kenyataan. aku sangat tergila2 dengan wanita chinese, dan yang mendekatinya. banyak aku menyimpan pic dari model chinese dan japanese. buat aku mereka sangat sexy, apa lagi dengan boobs yang tak terlalu besar. aku sangat suka wanita dengan memiliki toket kecil hingga sedang kira 32-34 dengan nipples warna cerah. aku sering onani membayangkan model2 itu. aku sebenernya sering ml dengan teman wanita yang mau ku ajak ml dan mereka yang sedang ingin ml. aku sangat menikmati ml, dan senang untuk melayani wanita2 yang memang membutuhkan ml. kisah ini bermula ketika aku iseng untuk cybersex, aku suka surf d internet tp klo untuk cybersex tergatung mood, klo untuk cybersex aku sering pake nick co_ca_ce_4cybersx atau co_ca_ce_chns_4cysx n masuk d channel yogyakarta, bandung, jakarta, surabaya. singkat cerita aku coba ajak pv beberapa ce, terutama ce chinese. akhirnya aku pv dengan ce chns, sebut saja elen (nama samaran), anak smu kls 2. kami mengawalinya dengan perlahan dan semakin panas d cyber. singkat cerita kami tukaran pic, cybersex n dia menyatakan kepuasannya pada ku, lalu dia ingin real. aku langsung mengatakan OK, tp aku juga bingung bagaimana melakukannya walaupun satu kota, sama2 d jogja. Read the rest of this entry

Ketika SMA

Standar

Ketika saya masih SMA dulu boleh dikatakan termasuk salah satu pelajar yang banyak digandrungi oleh cewek. Muka ganteng dengan dagu terbelah dan badan yang tegap. Terus terang saja saya juga sering melakukan hubungan seks dengan beberapa teman ceweq di sekolah ku itu yang memang menganut freesex. Meskipun demikian saya masih memilih yang benar-benar sesuai dengan selera saya. Tidak heran kalau setiap akhir minggu ada saja telepon berdering mengajak nonton atau pesta yang kemudian berakhir dengan hubungan intim. Saat itu saya juga mempunyai pacar dia adalah adik kelas, Nama nya Lusi, Lusi adalah gadis yang cantik dan sexy menurut saya, Wajahnya manis, lugu, ditambah lagi dengan kulitnya yang putih mulus. Tubuhnya gadis 17 tahun yang berdarah Belanda ini sangat proposional, pinggangnya ramping, rambutnya panjang, tingginya sekitar 150 cm, tetapi sintal. Pantatnya dan payudaranya besar kira-kira payudaranya berukuran 36C. Perkenalan kami di mulai dengan makan di kantin sekolah… Waktu itu saya makan di kantin dan saya di tegur oleh adik kelas saya. Read the rest of this entry

Nia

Standar

Nama saya Firman, saya berusia 23 tahun dan saat ini saya kuliah dan bekerja. Cerita ini bermula pada saat saya jalan-jalan dengan teman-teman saya di suatu kawasan di Jakarta yang memang sudah cukup terkenal di kalangan anak muda. Saat saya sedang melintas di jalan Sudirman saya melihat seorang wanita dan saya menghentikan kendaraan saya lalu kami pun berkenalan. Wanita tersebut bernama Nia dan dia masih berumur 19 tahun dengan tinggi kurang lebih sekitar 175 dan dengan ukuran bra sekitar 36 C akhirnya saya menawarkan dia untuk mengantar pulang dan dia pun setuju, maka akhirnya kami jalan pulang tanpa ada apa-apa. Kesokan harinya pada pukul 10.00 Nia menghubungi saya via HP saya “Hallo, Firman ya?” “Siapa nih?”, tanya saya “Nia, masa lupa yang semalam kenalan..” “Oh, iya.. lagi dimana nih.” “Lagi di Blok M, kamu ada acara nggak hari ini?” “Ehmm, nggak ada tuh kenapa?”, jawab saya “Bisa jemput?” “Ya udah dimana?” “Di McDonald Blok M aja ya jam 11.00” “Ok” Singkat cerita langsung saya meluncur ke arah Blok M Sesampainya disana kami ngobrol sejenak lalu kami memutuskan untuk pergi. “Mau kemana nih?” tanya saya “Terserah kamu aja..” “Main kerumahku sebentar yuk mau nggak?” “Ok”, jawabnya dengan santai. “Ga takut?”, tanya saya “Takut apa?” “Kalo diperkosa gimana?” Tapi dia dengan santainya menjawab, “Ga usah diperkosa juga mau kok.. he.. he..” sambil melirik kearahku dan mencubit manja pinggangku. Kemudian saya bertanya, “Bener nih?” Dia menjawab, “Siapa takut?” Lalu segera kita meluncur ke arah rumahku di bilangan Tebet yang memang sehari-harinya selalu kosong. Read the rest of this entry

Orgasme pertamaku

Standar

Sebagai seorang wanita aku sangat iri membaca kisah-kisah di Cerita-cerita sex, bahwa wanita lain sangat mudah sekali mencapai orgasme, bahkan banyak diantara mereka bisa puas pada pengalaman seks yang pertama. Aku ingin membagi sedikit pengalamanku. Semua nama dalam kisahku ini sengaja kusamarkan (bukan nama sebenarnya). ‘As……..Astuti !!!’ tegur seorang laki-laki tampan memanggilku ketika aku sedang windowshopping bersama Esther, putri sulungku di Pondok Indah Mall akhir Desember 1996. Aku merasa seperti disambar halilintar, karena Agus mantan pacarku kini berada didepanku. ‘Gus….? Sama siapa? ‘tanyaku sedikit bergetar. ‘Sendirian, aku baru selesai seminar di Jakarta,’ jawab Agus sambil menggenggam erat tanganku.’Besok aku pulang ke Surabaya’, sambungnya. Tatapan matanya tetap romantis seperti dulu, genggaman tangannya juga mengalirkan denyut-denyut aneh yang langsung menggetarkan hatiku. Aku menjadi salah tingkah seperti gadis belasan tahun, padahal umurku sudah 40 tahun lebih. ‘Eh kenalkan dulu, ini Esther anak sulungku,’ aku mengalihkan pembicaraan. ‘Hallo Esther, cantik sekali anakmu, seperti ibunya,’ pujinya. Esther hanya tersenyum malu, namun tidak menjawab apa-apa, karena memang dia tidak terlalu pandai berbahasa Indonesia. Walau baru berusia 16 tahun, tubuh Esther sangat jangkung dan dia memiliki wajah yang cantik. Maklum, Johann, ayahnya adalah orang Belanda totok. ‘Ayo…….temani aku makan siang,’ ajak Agus. Read the rest of this entry

Titipan khusus

Standar

Suatu sore dalam perjalanan pulang sehabis latihan cheers di sekolah, aku disuruh ayah mengantarkan surat-surat penting ke rumah temannya yang biasa dipanggil Om Robert. Kebetulan rumahnya memang melewati rumah kami karena letaknya di kompleks yang sama di perumahan elit selatan Jakarta. Om Robert ini walau usianya sudah di akhir kepala 4, namun wajah dan gayanya masih seperti anak muda. Dari dulu diam-diam aku sedikit naksir padanya. Habis selain ganteng dan rambutnya sedikit beruban, badannya juga tinggi tegap dan hobinya berenang serta tenis. Ayah kenal dengannya sejak semasa kuliah dulu, oleh sebab itu kami lumayan dekat dengan keluarganya. Kedua anaknya sedang kuliah di Amerika, sedang istrinya aktif di kegiatan sosial dan sering pergi ke pesta-pesta. Ibu
sering diajak oleh si Tante Mela, istri Om Robert ini, namun ibu selalu menolak karena dia lebih senang di rumah. Dengan diantar supir, aku sampai juga di rumahnya Om Robert yang dari luar terlihat sederhana namun di dalam ada kolam renang dan kebun yang luas. Sejak kecil aku sudah sering ke sini, namun baru kali ini aku datang sendiri tanpa ayah atau ibuku. Masih dengan seragam cheers-ku yang terdiri dari rok lipit warna biru yang panjangnya belasan centi diatas paha, dan kaos ketat tanpa lengan warna putih, aku memencet bel pintu rumahnya sambil membawa amplop besar titipan ayahku. Ayah memang sedang ada bisnis dengan Om Robert yang pengusaha kayu, maka akhir-akhir ini mereka giat saling mengontak satu sama lain. Karena ayah ada rapat yang tidak dapat ditunda, maka suratnya tidak dapat dia berikan sendiri. Seorang pembantu wanita yang sudah lumayan tua keluar dari dalam dan membukakan pintu untukku. Sementara itu kusuruh supirku menungguku di luar. Ketika memasuki ruang tamu, si pembantu berkata, “Tuan sedang berenang, Non. Tunggu saja di sini biar saya beritahu Tuan kalau Non sudah datang.” “Makasih, Bi.” jawabku sambil duduk di sofa yang empuk. Sudah 10 menit lebih menunggu, si bibi tidak muncul-muncul juga, begitu pula dengan Om Robert. Read the rest of this entry

Anak Tetangga yang menggiurkan

Standar

Aku seorang pegawai di salah satu perusahaan swasta di kota DKI, nama aku Iwan. Aku berumur 30 tahun dengan tinggi badan 170 cm serta berat badan 65 kg dan kata cewek-cewek sih, aku memiliki wajah dan tubuh yang sangat ideal untuk seorang laki-laki bujangan. Perusahaan tempat aku kerja memberlakukan lima hari kerja yaitu setiap hari senin sampai Jumat, sehingga setiap hari sabtu aku selalu berada di rumah yang merupakan salah satu kompleks elit di kota aku itu. Setiap hari sabtu aku selalu mengisi waktu dengan melihat situs porno, majalah porno, dan menonton film pornoh yang aku sewa di salah satu rental yang berada di kompleks tersebut, dan hal itu berlangsung selama berbulan-bulan. Suatu saat hal tersebut tidak aku lakukan lagi karena setelah aku melihat Riska anak tetangga aku yang masih duduk di kelas 1 SMP yang kira-kira berumur 12 tahun dan aku sangat terpesona dengan kemolekan tubuh anak tersebut. Riska memiliki tubuh yang indah untuk ukuran anak seumur dia dengan tinggi badan sekitar 155 cm dan berat badan sekitar 45kg serta memiliki dua bukit kembar yang berukuran sedang yang tercermin dari tonjolan padat dibalik seragam sekolah yang ketat dan tank top yang biasa dikenakannya dan yang tidak kalah menariknya lagi ia memiliki pantat yang sangat padat dan berisi yang terlihat dari rok sekolah setinggi lutut dan rok mini yang ia kenakan dan anehnya lagi aku tidak pernah melihat adanya garis CD yang ia kenakan, dan yang pasti memeknya belum ditumbuhi bulu-bulu halus. Read the rest of this entry

Hujan Manis

Standar

Sebenarnya gua sungkan banget nyeritain pengalaman gua yang pertama. Gua berani sumpah, gua belum pernah cerita pengalaman gua ini kesiapapun. OK, ceritanya gini… Gua ini anak sulung dari keluarga yang lumayan kaya di Surabaya. Gua masih SMU kelas 2,tapi gua udah sangat mandiri. Bokap gua jarang sekali ada dirumah. Beliau selalu sibuk dengan urusan bisnisnya. Sementara adik dan nyokap gua ada di Jakarta. Jadi gua lebih sering sendirian di rumah… Ya nggak sendirian betul, ada dua pembantuperempuan, satu pembantu laki-laki, satu sopir, sama satu satpam. Gua punya temen deket yang juga sekaligus saudara sepupu gua. Dia cantik sekali. Sebut saja namanya Rita. Rambutnya hitam lebat dan panjangnya kira-kira sebahu. Tubuhnya nggak terlalutinggi, 160 cm. Berat badannya 50 kg. Bodynya ideal sekali. Dadanya cukup besar untuk ukuran anak SMU kelas 2. Teruskulitnya putih mulus en menggairahkan. Sebenarnya gua juga naskir berat sama sepupu gua ini. Cuman gua malu kalo pacaransama Rita, gua kan saudaranya, gua juga udah punya cewek. Bagi orang lain, hubungan kita ini memang sangat asyik. Bokap dan nyokap Rita emang terkenal sangat over protecting terhadapRita. Rita nggak boleh berhubungan macem-macem dengan cowok. Nggak heran kalau sampai sekarang Rita belum pernahpacaran serius dengan seorang pun. Tapi gua udah kenal banget sama bokap en nyokap Rita. Mereka udah percaya seratuspersen sama gua… Maklum gua keponakannya. Read the rest of this entry